Minggu, 03 Juni 2012

Aku orang islam

oleh Fakhrur Rozi Sabtu dipertengahan bulan juni,cerah dengan sinar matahari yang mulai terasa terik.Musim kemarau dan penghujan tidak lagi mudah diprediksi.Alam kota malang pun sudah seperti kota-kota besar lainnya di jawa timur,panas walaupun tidak separah surabaya dan wilayah pantai utara.Pukul sepuluh kami berangkat dari masjid kampus,rombongan kecil terdiri dari 4 mahasiswa dan seorang sopir.Rihlah menuju daerah malang selatan,ke peniwen kromengan.Daerah berbasis non muslim.Mobil panther lawas dengan indoor yang tak lagi apik meluncur dengan kecepatan sedang,pak sopir sepertinya mengantuk,sangat mengantuk dan menawarkan kepada kami para penumpang untuk menggantikannya,cara mengeremnya tidak lagi stabil,berkali-kali terseok ke kanan dan ke kiri saat di jalan sepi.Aku mulai khawatir,semoga selamat sampai tujuan. “Alhamdulillah sampai ditempat tujuan”,gumamku saat melihat ada tapal batas desa kromengan. “Kita mampir dulu ketempat abah rojak”.Ujar pak sopir yang tak lain adalah ketua rombongan,beliau dosen bahasa arab diprogram intensif kampus cabang universtas su’ud saudi arabia yang bekerja sama dengan kampus swasta di kota malang,bisa dikatakan kami adalah mahasiswa walaupun tidak pernah punya NIM,malas mengajukannya,toh buat apa kalau sudah punya,menurutku begitu. “Monggo,monggo,..ayok masuk”.Tuan rumah mempersilahkan kami masuk ke ruang tamu rumahnya yang luas,ada banyak tumpukan pupuk dan pakan ayam di toko depan rumahnya,ada juga ayam jago di pelataran rumah.Beliau juragan pupuk pakan ayam. “itu ada yang ditawar 200 ribu,250 ribu juga ada”.jawabnya saat aku bertanya tentang ayam-ayam ahli seni petarung itu. Abah Rojak sangat grapyak,untuk orang seusia beliau itu sangat terkesan luar biasa.Rambutnya sudah banyak yang memutih,kulitnyapun sudah kriput,hanya saja gigi beliau masih utuh,mungkin sebagian ada yang gigi palsu. “Monggo,di minum tehnya,seadanya saja ya,..”.Abah rojak mempersilahkan kami untuk kesekian kalinya.Minuman manis,aku langsung saja minum,lumayan untuk mengisi perut yang memang lapar. “Mungkin Cuma saya yang merokok,hehehe,..maklumlah,saya ini dulu Nurut Umum alais NU,jadi sulit untuk menghilangkan rokok walaupun saya sudah 15 tahun terakhir jadi warga ormas lain.Lha yang ngajarin saya merokok malah abah yai waktu dipesantren salaf kok.Kyainya dulu kalau ngesahi kitab ya sambil rokoan yang dikasih bubuk kopi basah.Mati di nyalakan lagi,mati lagi,dinyalakan lagi.Sedari muda saya memang perokok dan susah sekali menghilangkan kebiasaan rokok itu”.Batang kedua abah rojak menyalakan gulungan putih merk Djarum. “Lhoh,jangan berhenti merokok bah”.Timpal mbah syawali spontan.Bathinku mulai terasa sesak,rasanya ingin mendebat saja.Bukan rokok yang jadi masalah.Ingin saya tanyakan pada abah rojak,dimana sampean mondok,mugkin kita sama-sama alumni pondok lirboyo,langitan,kaliwungu atau bahrul mahfiroh.Pesantren NU yang ilmunya masih sampean pakai sampai hari ini disaat sampean sudah jadi mantan ketua ormas.Tolong jangan mencibir tradisi NU,mereka juga punya hujjah. “Kemaren lusa,saudara saya stress dan harus ke rumah sakit sebab semangatnya yang berlebihan ingin berhenti merokok.Dia stress sebab langsung berhenti total dari rokok,Kejadian serupa juga terjadi di sulawesi.Pelan-pelan kalau mau berhenti merokok ya bah..”.Sambung mbah syawali gamblang.Seperti mendapat angin segar,atau tertimpa bongkahan es kutub utara.Abah rojak terkekeh bungah.Mendapatkan bolo untuk kecanduan rokoknya yang difatwa haram oleh dewan fatwa nasioanal. “Masjid disini juga masih puji-pujian setelah adzan shubuh,katanya ahli sunnah wal jama’ah.Mana?,wong mustinya sehabis adzan itu sholat qobliyyah,eh,lha kok malah langsung duduk terus nyanyi-nyanyi di masjid,bid’ah iku!!”.Aku mulai merasakan keringan dingin keluar dari leher dan punggungku,aku hanya bisa manggut-manggut merasa risih dengan pembicaraan topik seperti ini.Sudah bukan zamannya membahas khilafiyyah.Ketiga temanku punya sedikit pebedaan latar belakang keagamaan denganku dan jelasnya mereka lebih banyak berinteraksi dengan pengikut faham madzhab imam hanbal sedang aku jebolan pesantren nahdiyyin.Tapi aku merasa dan memang begitulah kenyataannya.Warga Nurut Umum yang bergeser haluan mejadi warga ormas lain kebanyakan faham ke NU annya sangat lemah,anehnya,mereka rata-rata jadi pengurus ormas tersebut. “Abah rojak,kami mohon pamit.Mau langsung ke peniwen ketemu dengan ustadz kholiq yang mengasuh yayasan yatim piatu disana”.Pak imam minta pamit melanjutkan perjalanan setelah sebelumnya melirik jam tangan tuanya.Pukul 2 siang dan beliau harus bergegas kembali ke malang sebab kami memakai mobil pinjaman. “Maaf tidak bisa menjamu,orang-orang dirumah lagi pada keluar semua”.Abah rojaq mengantarkan kami sampai ke jalan raya dan kami pun kembali meneruskan perjalanan ke peniwen. Udara kromengan masih sangat fresh,tidak ada asap mengepul,kalaupun ada kendaraan itu masih bisa dihitung dengan jari tangan.Alam lembah persawahan terasa sejuk,tidak seperti sawah-sawah didaerah lapang,panas dan gersang saat kemarau.Persawahan kromengan tetap basah walau setelah musim panen.Kromengan bebas polusi. 15 menit dari pusat kota kecamatan kromengan,kami memasuki kampung berjalan terjal,tidak ada aspal sama sekali dan untungnya tidak sedang musim hujan. “Ada kiriman santri,ada kiriman,...”.Samar-samar terdengar celotehan orang-orang di pintu kampung peniwen yang berbukit.Mata mereka memandang seperti hendak menerkam mangsa.Seperti bertemu musuh bebuyutan saja.Anjing-anjing menggonggong menyambut tamu tak dikenal.Aku merasa sedikit takut. “Orang disini 100 prosen non muslim akh,jadi mereka selalu risih jika ada pengunjung yang berpenampilan ustadz”.Salah satu teman yang sudah pernah kesini menjelaskan pada kami,para penda’i anyar. Sebelum kami,setiap hari sabtu dan minggu para da’i dari salah satu kampus swasta malang dan da’i binaan yayasan muhajirin rutin berkunjung ke wilayah sekitar kromengan.Kami bukan orang pertama,tapi menurut teman-teman pendakwah.Sikap penduduk desa peniwen tetap seperti itu sejak dulu.Antipati dengan islam. Lahannya luas,berpagar tembok keliling setinggi 3 meter,bagian depan berpagar besi cat hijau muda kombinasi ungu dan merah.Ceria sekali warna di bangunan ini,sebuah bangunan masjid sederhana,aula ukuran 15x6 meter persegi,bangunan dua lantai terdiri dari beberapa kamar,dan kandang kambing di sebelah timur asrama.Plang warna putih didekat pintu bangunan tertera tulisan berbahasa arab,MUASASAH DAARULAEETAM ARROHMAH. “Silahkan,silahkan,sudah ditunggu dari tadi sama pengasuh”.Sapa seorang pria muda yang ternyata pengurus yayasan. “Ngapunten,tadi kami mampir kerumah abah Rojak.Jadi ndak bisa langsung kesini”. “Lho,sampean sudah kenal abah Rozaq,beliau pembina yayasan sini,alhamdulillah”.jawab seorang pria paruh baya dari ruang tengah.Beliau Pengasuh yayasan yatim piatu ar-rohmah,sekaligus wakil ketua yayasan muhajirin malang.Pak kholiq. Pisang goreng,semangka,dan beberapa jajanan pasar sudah tersedia di meja ruang tamu.Segelas kopi benar-benar melegakan hatiku sebab kepalaku pusing kalo tidak nyruput seduhan air kental hitam itu.Lapar perutku tidak mungkin dibohongi,3 potong pisang goreng dan 2 jajan berbungkus daun pisang aku lahap tanpa sungkan,ndableg wareg,basa-basi gak ke isi. “Dakwah di daerah non islam nyawa taruhannya.Disini tidak cukup pandai ndalil,tidak cukup hanya diplomasi,tapi harus kuat mental,kuat okol dan yang pasti berani mati”. “Subhaanalloh,subhaanalloh...”.Gumam teman-teman.Hanya pak imam yang terlihat tidak menyimak kata-kata lantang pak kholiq.Beliau sangat kelelahan,mangantuk dan hampir saja badannya terjengkal kearah meja.Untungnya refleknya sigap dan kembali duduk sempurna,kemudian hanya tersenyum menyadari dirinya jadi pusat pandangan orang-orang.Cuek,dan kembali memejamkan mata,tidur sambil duduk. “Pak imam itu sering kesini,jadi sudah bosan dengan cerita saya,hehehehe..”.Sergah pak kholiq di sahut riak tawa kecil kami. Pak kholiq banyak bercerita tentang perjuangan beliau di wilayah malang selatan ini.Sebagai orang islam,saya merasa bangga ada muslim-muslim seperti beliau.Berjuang mempertahankan islam di perbatasan.Berawal dari kegiatan kuliah kerja nyata saat masih menjadi mahasiwa STAIN malang pada tahun 1989 M.Semangat perjuangannya benar-benar membuncah saat mengetahui betapa umat islam menjadi korban-korban program pemurtadan.Tawaran menjadi assisten dosen di STAIN beliau tolak,lebih memilih berjuang di medan perbatasan.Membentengi umat islam dari gempuran pemurtadan yang sangat gencar.Aku kira semua cerita pemurtadan Itu hanya berita isapan jempol belaka yang tidak harus dipikirkan.Aku keliru,tersentak,tersadar betapa kita umat islam sedang dan selalu di rongrong olah mereka.Darah jihadku bergelora,membanyangkan langsung berperang dengan kuffar. “indonesia adalah wilayah da’wah,bukan daerah peperangan.Jadi,kita harus membentengi umat islam dan melawan kuffar itu dengan cara-cara yang santun,kecuali beberapa kasus”.Pak kholiq sepertinya mengerti apa yang sedang kami pikirkan.Pengalaman beliau yang puluhan tahun di medan depan menjadi referensi. Tidak ada yang bertanya saat pak kholiq berkisah tentang perjuangannya.Kami kagum. “Saya pernah menghancurkan tempat ibadah mereka,pernah membatalkan acara pergantian malam tahun baru dirumah ibadah mereka yang mengundang ratusan umat islam,membatalkan acara sembako murah yang digelar oleh kuffar di balai desa,saya juga pernah langsung berhadapan dengan tokoh-tokoh mereka.Apa yang jadi dalil saya?!”. Tidak ada yang menjawab,kami masih terus menyimak cerita beliau. “Dalil saya Cuma pokoknya.Pokoknya rumah ibadah mereka harus tutup sebab menyalahi aturan pendirian yang ditentukan pemerintah,pokoknya acara malam pergantian tahun baru harus batal sebab mengundang ratusan muslimin,pokoknya acara bagi-bagi sembako murah harus diurungkan sebab kenapa diselenggarakan di balai desa.Kantor ini milik desa dan jika mereka ingin bagi sembako murah,lakukan di tepat ibadah mereka,pokoknya saja!.Tetapi saya juga bertanggung jawab pada beberap kejadian pembatalan bagi-bagi sembako.Saya harus memberi ganti pada kaum muslimin yang sudah mendapatkan kupon sembako.Dan subhaanalloh,Alloh musta’an.Alloh pasti akan memberi pertolongan pada hambanya yang menolong agama islam”.Pak kholiq begitu semangat dan itu berhasil menggugah sisi lain keislaman kami yang selama ini tidur nyenyak dalam belaian damai perkotaan,sikap cuek orang perumahan,dan watak individualis kaum sarungan.Jiwa jihad membela agama Alloh.Allohuakbar. “Bagaiman jenengan bisa membangun panti di desa yang tak satu pun penduduknya muslim?”.Tanyaku pada pak kholiq.Beliau tersenyum.itu bukan senyum orang islam garis keras,bukan pula senyum militan alumni afganistan,itu senyum seperti senyum ustadz-ustadz yang mengajarkan padaku kitab jurumiyyah,amrithi,alfiyyah dan kitab mafaath fil fiqh.Senyum kaum sarungan. “Hhhmm,ceritanya panjang,sangat melelahkan dan pembangunan panti ini benar-benar nyawa pertaruhannya”.Tutur pak kholiq sembari menyandarkan punggung ke kursi sofa model 90-an. Menurut pak kholiq,dahulu ada 7 orang muslim dikampung ini.Mereka islam,hanya saja ber KTP non muslim,bentuk kedholiman non islam pada minoritas.Kenapa selalu begitu,orang non islam damai di mayoritas muslim tapi tidak sebalikya.Ketakutan untuk menampakkan keislaman mereka sangatlah beralasan,demi keamanan.Merekapun bertemu dengan pak kholiq yang kemudian dengan gigih memperjuangkan pemutihan KTP mereka,merubah agama yang tertera di KTP menjadi ISLAM.Ini bukan hal muda,urusannya bahkan sampai ke bupati dan kodim dikota malang.Subhaanalloh,negeri ini benar-benar aneh.Merekalah yang mewakafkan tanah dan kemudiab pak kholiq membangun panti ini.Semua itu hanyalah trik untuk bisa membangun tempat ibadah.Sebab untuk membangun masjid jelas tidak bisa.Bupati saja tidak berani memberi IMB pembangunan masjid di peniwen.sedang pembangunan panti yatim piatu tetap diizinkan.Masjid adalah kelengkapan sebuah panti,walhasil,terbangunlah masjid di basic non mulim. “Kenapa muslimin tidak bisa mendapatkan haqnya ustadz?”.Mas hakim yang sedari tadi diam tiba-tiba menjadi sangat antusias menyimak cerita pak kholiq. “Seluruh perangkat desa disini non muslim,kantor balai desa pun gandeng dengan tempat ibadah mereka”.Pak kholiq meluruskan posisi kakinya,beliau selonjorkan di bawah meja kaca. Beliau pun kembali berkisah tentang peraturan-peraturan desa yang tidak logis.Siapapun yang ingin tinggal di kampung ini harus menulis agamanya dengan agama para pejabat desa.Siapa saja warga kampung ini yang menikah dengan pemeluk agama lain maka harus keluar dari kampung ini.Warga peniwen merupakan penganut agama yang taat dan ahli ibadah.Keteguhan mereka dalam beragama telah melahirkan undang-undang kampung yang tidak mungkin dirubah,kecuali atas izin Alloh. “Monggo,monggo,..diminum kopinya.Pisang gorengnya dihabiskan,monggo,..monggo,..tidak usah sungkan-sungkan,anggap rumah sendiri”.Beliau kembali mempersilahkan kami,untuk yang kesekian kalinya,padahal kopiku sudah habis sedari tadi. Daerah kromengan dan sekitarnya dahulunya adalah basic pertahanan tentara belanda,selain menjarah kekayaan indonesia,mereka juga menyebarkan agama.Bahkan undang-undang negara,model pendidikan dan system negara indonesiapun mengikuti model belanda sampai hari ini. “Kenapa seluruh pengajar sekolah disini non islam,bukankah PNS itu tugas penempatan?”.Aku bertanya saat pak kholiq berkisah bahwa seluruh penghuni panti bersekolah di luar kampung.Alasannya jelas,penghuni panti adalah anak anak islam dan akan menjadi bencana besar bila disekolahkan di tempat pengkaderan non muslim. “Kampung ini memang tidak besar,hanya da sekitar 7500 jiwa.tetapi daerah ini langsung terhubung dengan orang-orang jakarta”.Jawab pak kholiq tanpa menurunkan nada suaranya. Jam dinding ruang tamu yayasan berdentang,pukul 4 sore,sebentar lagi maghrib dan seperti pengarahan yang kami dapatnka di kampus.Akan ada banyak tempat yang harus dikunjungi. Tepat pukul 5 sore kami diajak pengurus yayasan untuk menuju sebuah kampung di daerah perbatasan malang-blitar.Subhaanalloh,pohon pinus menjulang tinggi sekali,pepohonan begitu asri,tak ada suara selain derum mobil L300 yang kami tumpangi.Jalan mulus,pengaspalan jalan-jalan utama antar kampung bisa dikatakan merata di wilayah malang raya. 40 menit,aku menahan mual di perut sebab goncangan dan liukkan kendaraan.Jalan pegunungan kecamatan kromengan mengingatkanku pada daerah pujon atau ngantang.Perjalanan yang menegangkan. Kampung perbatasan ini gelap,hanya ada beberapa lampu listrik tapi berdaya sangat rendah.Mushola pun remang-remang,ditambah mataku yang harus dibantu kacamata silinder.Suasana hutan pikirku. Kesehajaan oarang desa,unggah ungguh mereka menyadarkan diriku betapa suasana perkotaan telah merubah jati diriku yang dahulunya anak kampung.Senyum ikhlas mereka mengusap halus hatiku,anggukkan kepala penghormatan mereka membuatku malu.Bukankah aku juga anak kampung.Bedanya,aku perantau yang sudah 13 tahun berkelana dan tak jua mau pulang ke kampung halaman. “ini masjid mas,ya beginilah kondisinya.maklum,seadanya di kampung terpencil”.Pengurus yayasan bercerita tentang perjuangan mereka membina warga kampung perbatasan untuk tetap teguh degan islam.Gencarnya program pemurtadan di wilayah malang selatan memang sampai ke pelosok-pelosok kampung yang sangat minim sarana.Allohuakbar,aku merinding sebab darah jihadku kembali membakar ubun-ubun. “Kita sholat maghrib disini dan nanti mohon panjenengan sedikit mengisi kultum setelahnya”. “Mbah syawali saja nanti yang mengisi,beliau yang paling sepuh toh,..”.Timpalku.Diantara 4 mahasiswa,mbah syawali memang yang paling tua,bisa dikata beliau adalah rekor mahasiswa tertua di kampus,74 tahun.Sebagai mantan petugas KUA kota batu,pensiunan beliau sudah cukup untuk biaya hidup sehari-hari.Ditambah usaha susu perah yang dikelola ke 3 anaknya.Beliau keluarga berkecukupan,dahulunya aktif di pengurusan salah satu ormas di pujon,sempat menjabat ketua cabang selama 3 periode. “Belajar itu tidak mengenal usia,kalian harus dan wajib mencari ilmu,sampai kapanpun”.Mbah syawali masih memberikan kultum dengan semangatnya.Suaranya masih jelas,giginya pun masih bagus walau ada beberapa yang lepas.Tubuhnya tidak gemuk dan tidak pula kurus.Selalu berpuasa daud,jawab beliau saat aku bertanya tentang rahasia bugarnya. “Kita langsung ke daerah bukit zion ya,..”.ujar Mas wariji,nama pengurus yayasan yang mengantar kami.Beliau pengurus harian yayaasan ar-rohmah.Angkatan pertama dari panti dan kini sudah berputra satu,laki-laki. Zion,aku merasa aneh dengan nama ini.Umumnya bukit atau gunung di jawa dinamai dengan literatur kejawen,bima,arjuna,tidar,atau gunung semeru.Tapi nama bukit yang barusan disebutkan mas wariji memang terasa janggal,bukit zion. “Lho mas namanya kok aneh,zion?”.Belum lagi terucap kejanggalan itu.seorang teman sudah bertanya pada mas wariji. “iya tadz,dan kami punya sebuah masjid binaan,yang membangun juga kami tapi sekarang sudah tidak terurus sebab kami kurang tenaga tadz,...”. Mas wariji berkisah,beberapa tahun yang lalu dia dan orang-orang dari yayasan da’wah islam muhajirin berkeinginan membangun masjid dibawah bukit zion.Perjuangannya pun luar biasa.Penolakan warga yang notabene muslim benar-benar menjadi kendala.Bagaimana mungkin,orang islam menolak pembangunan masjid.Butuh waktu dua tahun untuk bisa merealisasikan pembangunan itu,dan bentuknya pun bukan masjid tetapi gudang.Ya,membangun gudang. “Pak kholiq yang jadi sutradara dari semua sekenario ini tadz,beliau memang pejuang sejati,banyak akal dan diplomasinya mengagumkan”.Jelas mas wariji tanpa menambah-nambah kisah tentang pak kholiq. Perjalanan malam hari ditengah hutan membuat kami waspada.Mas wariji terlihat tenang dan itu melegakan hati kami.30 menit berselang kami sampai didepan sebuah masjid,sebuah bangunan segi empat dan letak pengimaman yang dipojok ruangan menunjukkan kebenaran cerita mas wariji tentang kisah gudang menjadi masjid. Letak masjid persis di dekat pintu gerbang bukit zion.oleh masyarakat sekitar bukit zion disebut juga bukit do’a.Area seluas lima hektar berpagar tembok tiga meter,benar-benar terisolasi dari dunia luar,ada bangunan berwarna merah,konon sebagai tempat pemujaan. “Ini tempat kaum zionis ustadz,..”.Mata mas wariji memandang kearah bangunan pemukiman yang tampak dari luar pagar.Dahulunya mereka menyaru sebagai umat nasrani sehingga mendapatkan izin negara untuk membangun pemukiman di atas bukit ini.Lambat laun mereka mulai menampakkan identitas yahudinya. “Jadi nama bukin Zion ini berasal dari kata zionis ya mas..”. “iya”.jawab mas muhajir. Perjuangan kaum muslimin untuk mempertahan islam dan umat islam di wilayah perbatasan masih harus diperkuat.Musuh kaum muslimin begitu bersemangat untuk menghancurkan islam,sedang sebagian dari kita umat islam masih acuh atau malah menganggap non muslim sebagai agama yang sama-sama benar.Naudzubillah. Kromengan 12/06/2011 M.

Minggu, 01 November 2009

Mimpi langit

Jarum Jam dinding kamar berdetak keras di ujung malam,pukul 03:40 wib.Keringat mengucur deras basahi sekujur tubuh lemas,butiran-butiran dingin penuhi wajah layu,nafasku masih saja tersengal-sengal sesak,dan aku belum bisa berdiri dari posisi tidur sejak sepuluh menit yang lalu.Perlahan saya membuka kedua mata kembali,mata sayuku menelisik seluruh sudut kamar untuk memastikan bahwa tidak lagi dalam alam mimpi.Semerbak harum wangi bunga melati tiba-tiba memenuhi ruang kamar sempitku,disusul desiran lembut angin mengibaskan tirai jendela,serentak merinding sekujur tubuh ini.Anehnya,saya tidak merasakan ketakutan dalam situasi ini.Ada perasaan bangga dalam hati,hujaman ilham terpatri begitu kuat didada.
*****
“Wahai pemuda yang waktu dan tenaganya tercurah untuk ilmu,ketahuilah bahwa aku adalah Kyai Syukron pendiri pesantren ini.Aku meridhoi ilmumu dan sekarang aku membebaskanmu dari riadhoh yang sudah kamu tempuh selama empat puluh hari”.Jelas terdengar dawuh orang sepuh berbaju hijau dengan songkok hitam berkalung sorban warna putih khas kyai tanah jawa.Entah dari mana orang sepuh itu datang.Tiba-tiba sesaat setelah saya merasakan hembusan angin yang sangat keras sekuat badai,serasa sekujur tubuh ini dihantam berpuluh-puluh palu dari segala arah.Belum lagi saya mampu menguasai diri,seekor harimau Sumatra sebesar kerbau menerkam dari arah depan,tepat diatas kepala.Seketika timbul reflekku untuk menghindar,ngeri sekali merasakan peristiwa ini.Belum satu jengkal saya menggeser posisi duduk,tujuh buah keris luk pitu menghujam dari tiga arah berbeda.
”saya pasti mati!!”.Pekikku ngeri.Namun kesadaranku timbul dalam rasa takut,cepat saya menutup mata,menengadahkan kedua tangan rapat menutup wajah kuat-kuat.Dan hal itu benar-benar terjadi setelah saya membaca satu ayat dari surah al-baqoroh.Palu,harimau,angin badai,dan tujuh keris luk pitu itu pudar dan kemudian menyatu menjadi gumpalan putih.Saya merasa lega dengan kejadian ini.
“wwuuusss,..jleegg!!”.
“akkkhhh….!!”.Jeritku keras,gumpalan itu kini mendorong perutku kuat,sangat kuat serasa seribu paku menusuk usus dan lambungku.Mataku menjadi berkunang-kunang,gemeretak suara gigi beradu kuat dalam rongga mulut letihku,tubuhku terdorong mundur satu depa.
“Akkkhhh….!!!”.Aku hanya bisa menahan rasa sakit.Perlahan dalam waktu lima menit gumpalan itu hilang merasuk dalam pori-pori kedua telapak tanganku,aneh,sangat aneh.Barulah setelah itu sosok kyai syukron muncul menepuk pundakku.
“Ngapunten kyai,menawi panjenengan leres kyai syukron.Kulo nyewun tulung dateng panjenengan”.(Maaf Kyai,kalau tuan memang benar kyai syukron.Saya minta tolong kepada tuan).jawabku pelan dalam kengerian suasana ruangan yang sepertinya tidak pernah terjamah tangan-tangan manusia,suwung.
“opo,le...”.mengundurkan kepala kaget kyai syukron mendapati permintaanku itu.
“Kulo percados menawi jenengan kyai syukron,menawi jenengan saget ngenalaken kulo dateng kyai ma’mun,guru panjenengan”.(Saya akan mempercayai kalau tuan adalah kyai syukron apabila tuan bisa mempertemukan saya dengan kyai ma’mun,guru tuan).Kyai syukron tidak mengira bahwa saya akan mengajukan permohonan itu.Sebentar kemudian kyai syukron tersenyum memperlihatkan gigi-gigi coklatnya.
“Sampean harus naik ke puncak gunung ini,disana ada gubuk dari bambu beratap ilalang dan berdaun pintu kayu randu.Disanalah kyai ma’mun tinggal”.Setelah menyampaikan pesan itu kyai syukron lenyap tertelan kabut merah yang muncul dari bawah telapak kakinya.Dalam hitungan sepersekian detik,saya sudah berada didepan gubuk bambu berdaun pintu kayu randu itu.Sebelum saya mengucapkan salam,sesosok pria sepuh dengan wajah lebar meyembul dari dalam gubuk.Pria itu memakai sorban besar dikepala,melilit luas bak mahkota raja.Tongkat bermahkotakan emas dan intan di tangan kanannya,sedang tangan kirinya menggenggam erat tasbih dari tulang binatang.Rambut jenggotnya sama sekali tidak tumbuh.
“Ana apa nang…?”,(ada apa nak?).sapa kyai ma’mun dalam logat daerahnya,indramayu.
“Apa benar bapak ini kyai ma’mum?”.jawabku bingung.
“Iya,reang ingkang arane kyai ma’mun.Sira wis ora usah nerusna riadhoh,sira wis dianggep lulus.Ilmune sira wis tak ridhani.Sira tak wehi tongkat kien,weruha sira,lamuna kien tongkat dipukulaken wong mangka wong mahu bakalan mati,lamuna dipukulaken marang bumi garing mangka bakal subur,lamuna dipukulaken marang watu mangka bakal muncrat sumber banyu,lamuna digawa penguasa mangka bakal digdaya”.(iya,saya yang bernama kyai ma’mun.Kamu tidak usah meneruskan tirakat itu.Kamu sudah dianggap lulus.Ilmu kamu sudah saya ridhoi.Dan ini,kamu saya beri tongkat.Ketahuilah apabila tongkat ini dipukulkan pada seseorang maka orang itu akan langsung mati,apabila dipukulkan di bumi yang tandus maka akan menjadi subur dan apabila dibawa penguasa maka ia akan digdaya).Jawaban kyai ma’mun seolah menguatkan dawuh kyai syukron beberapa saat yang lalu.
“Kyai,kalo memang panjenengan adalah kyai ma’mun.Tolong perkenalkan saya dengan sunan giri”.Saya langsung saja mengutarakan hasrat.
“Heemmm,…Mengkonon tah?.iya wis lamuna sira karepe mengkonon”.(begitu?.baiklah kalau itu kehendakmu).
Sekejap dalam tiga kedipan mata,mengarungi lautan luas selat jawa,saya sudah berada di puncak gunung giri,berdiri mematung di depan gerbang pendopo agung penuh ornament jawa dan cina.Masjid giri masih kokoh berdiri,tegak dengan kemegahannya,anak tangga gunung giri terlihat rapi dibawah terangnya sinar bulan.Sesosok pria berjubah putih dengan sebilah keris terselip dipinggang,bersorban menjuntai panjang di tanah,dan beberapa pria berpakaian prajurit berjalan mengawalnya,wajahnya tampak kurang ceria serasa ada beban menumpuk berat dipundaknya.Tiba-tiba sunan giri mencabut keris dan menunjuk tajam kearah saya.
“Ilmu ingkang sampean padosi sampun cekap ngger…lereno songko riadhoh iku.Saiki sampean tak paringi keris ingkang saget ngowahaken ati poro kawulo setri.Pinten mawon ingkang sampean karepaken mongko bakal keturutan”.(Ilmu yang kamu cari sudah cukup nak,..berhentilah dari tirakat itu.Sekarang kamu saya beri sebilah keris yang mampu merubah hati para wanita menjadi cinta mabuk kepayang kepadamu.Berapapun yang kamu inginkan pasti akan tercapai).Dawuh sunan giri.Dan sebelum saya sempat mengatakan hasrat untuk berjumpa sahabat nabi,tiba-tiba sunan giri menghardik keras kepadaku.
“opo sampean tasih ragu dateng kewalianku?.Gusti Alloh wis maringi aku kekuasaan wali,dadi sampean kudu manut titahku”.(Apa kamu masih meragukan kewalianku?,Aloh sudah memberikan saya kekuasaan wali,maka kamu harus patuh perintahku).
“Kanjeng sunan giri,kulo yaqin dateng kewalianepun sunan meniko.Ananging menawi jenengan leres sunan giri,kulo nyewun dipun kenalaken dateng sahabat abu bakar assidiq”.(Kanjeng sunan Giri,saya yaqin dengan kewalian sunan,tetapi apabila tuan memang sunan Giri maka pertemukanlah saya dengan sahabat abu bakr sidiq).Kilahku tanpa mengurangi rasa hormat.
“yo wis lek ngono,ayok tak terno sampean…”.(ya sudah kalo begitu,mari saya antarkan).Belum lagi saya menjawab,tubuh ini sudah melayang tinggi dalam dekapan sunan giri.Melaju cepat menembus awan-awan gelap.Barisan burung-burung hitam menghindar seakan mempersilahkan kami,hamparan laut luas di bawah terangnya sinar bintang-bintang diam tanpa ombak seolah takut bersuara.
“Brug….”.Hentakan kaki kami membentur lantai marmer.
Dihadapan kami,seorang pria berjubah hitam dari bahan woll,memakai imamah warna merah dan memegang tongkat warna hitam kelam berkepala lonceng terpekur khusu’ dalam ibadahnya.Ruku’ dan sujud yang lama dari sosok pria itu membuatku takjub.Siapakah gerangan pria itu?.apakah dia sahabat abu bakar?.Belum lagi saya menanyakan hal itu,sosok pria itu menjawab tanpa memalingkan wajahnya dari arah barat.
“Ana abu bakar assiddiq,sohabah rosululloh Muhammad”.(saya abu bakr assidiq sahabat Rosululloh).
“Ya sayyid aba bakr,law kunta soodiqon,uridu an alqiya rosulallah Muhammad solallohu’alihi wa sallam”.(wahai tuan,jika benar tuan adalah abu bakr sidiq,maka pertemukanlah saya dengan rosululloh).Tanpa ragu saya mengutarakan maksud.Kerinduanku akan sosok rosululloh telah menutup segala hasrat di hati.
“toyyib,..”.(baiklah).jawab sosok pria kekar berjubah hitam itu sembari memutar tubuhnya menghadap kearahku.
“Dwaarr!!”.Tiba-tiba suara dentuman keras petir menghantam lantai marmer tempat berpijakku.Seketika sosok-sosok disekelilingku lenyap tanpa meninggalkan bekas,hilang.kemudian terdengar suara pelan penuh wibawa dari lorong langit yang terbelah berbarengan dengan turunnya sosok pria menawan berdiri teduh di depan mataku,kurang dari satu meter.
“ya ibnaSyuhada,..i’lam annahum ghoiruhabibillah,hum syayaathiin….”.(wahai ibnu syuhada,ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka bukan kekasih Alloh,mereka adalah syetan).
Saya tercengang dengan apa yang baru saja terucap dari lorong langit itu,sontak saya memperhatikan benda-benda dalam genggaman.Tongkat pemberian kyai ma’mun berubah menjadi akar kering pohon beringin,keris hadiah sunan giri berubah menjadi besi berkarat dengan kepala berbentuk bintang,dan hal yang teramat mengagetkan adalah bahwa saya berdiri diatas tumpukan kertas bertuliskan arab.
“Astaghfirulloh….”.cepat saya meloncat turun dari tumpukan kertas itu.
“ya ibna syuhada,..ketahuilah bahwa wali-wali Alloh tidak pernah mengajarkan kemungkaran dan bahwa Rosululloh itu berbadan sedang,berkulit antara putih dan coklat,berhidung sangat indah,berambut menyentuh daun telinga,berjenggot luas dan tebal,bermata tajam,mulut beliau lebar,gigi-gigi beliau renggang serta gigi depan beliau bening,badan beliau memancarkan cahaya laksana rembulan”.
“Man antum..?”(siapa tuan).
“Umarubnulkhottob”.
“subhaanalloh…subhaanalloh…subhaanalloh…”.Saya terhentak bangun dari tidur tanpa bisa menggerakan tubuh untuk beberapa saat sebelum akhirnya suara adzan shubuh melemaskan sendi dan urat tubuhku.(*#).
Oktober 2009 M.

Jumat, 23 Oktober 2009

MAHA

MAHA
Alloh maha berimbang,coba katakan padaku apa yang tidak ada keseimbangan dalam ciptaan Alloh?.
Dengki,marah,benci,sengketa,perang dan segala wujud konflik adalah bentuk ujian dari Alloh kepada kita umat manusia.Adakah kita mampu untuk tidak mendengki?,apakah kita bisa jadi penyabar?,bisakah kita tetap mampu adem ayem dalam konflik?,yang kesemuannya bermuara pada kesimpulan bahwa Alloh maha memiliki dan akan kembali kepada Alloh segala milik,segalanya saja,bukan hanya yang bersifat jisim tetapi apa saja selain Alloh.
Alloh maha penguji,coba tunjukan padaku orang yang tidak pernah diuji?.
Penyeimbang dari bentuk ujian Alloh yang berupa sifat-sifat tercela seperti dengki,hasut dan segala hal tentang konfrontasi adalah tuntunan at-tabayyun,konfirmasi.Adakah masalah yang tetap menyala membesar dan kemudian bertambah besar setelah konfirmasi?.Katakan saja padaku,tidak ada!!,karena janji Alloh adalah haq dan tidak patut meragukan akan kebenarannya.
Aloh maha vulgar,coba beri petunjuk jelas bahwa saya salah dengan kata-kata itu.
Walaupun saya tidak punya argument kuat untuk statement ini,tapi saya yaqin bahwa Alloh memang maha vulgar.
Alloh maha pembuat teka-teki,adakah burhan yang menolak pendapat ini?.
Cukup kiranya kenyataan bahwa kita “krasan” hidup di dunia ini sebab adanya angan-angan indah akan masa depan dalam sanubari.Coba perhatikan mereka yang bunuh diri dengan cara gantung diri atau dengan minum racun atau dengan cara-cara lain yang tidak kunjung up to date.Apa sebab mereka bunuh diri?,mereka kehilangan harapan dihati,angan-angan atau sekedar lamunan mimpi indah tentang masa depan!.Celakanya,harapan dan nasib ketentuan dari semua cita-cita kita adalah teka-teki.Pezzlle hyper ruwet yang tak akan pudar sebelum kita tersambar gledeg maut.Andaikan semua hal tentang hidup ini diperjelas “sejelas-jelasnya”,mungkin justru kita akan minta mati saja.Katakanlah padaku kalau kalian tidak ingin menyaksikan tanpa tabir,haqiqah diri dan kejadian yang akan menimpa.Bukankah yang terbaik adalah kita tetap dalam teka-teki demi menjaga selera hidup.Tetaplah hidup wahai puzzlle!!
Alloh maha pemberi kejutan.Ada yang keliru?,berilah saya penjelasan.
Ketika barang saya raib sebab keteledoran individu,mencari penuh motifasi beriring desiran lembut bacaan surah ad-dhuha sebagai bentuk usaha batin terus saja mengalir lembut dari bibir hitamku (kebanyakan ngemut tembakau kale…),dan syetan pun ikut andil dalam kekalutan ini dengan terus membisikan prasangka-prasangka buruk terhadap orang lain.Dalam khusuk sholat tiba-tiba terlintas gambar benda itu,Ponselku tertinggal di laci meja kantor!!.Entahlah,saya sendiri merasa teramat bingung dengan kejutan yang terkadang Alloh berikan justru dalam keadaan “sedang tidak ingin mengingat apapun,kecuali Alloh”.
Alloh maha dalam segala hal se maha para mahasiswa dalam ukuran tugasnya,mahaguru dalam tanggung jawab profesinya,maharaja dalam kekuasaannya.Dan,Apakah kita telah mengimbangi Alloh dalam nama “maha ‘aabid,maha sabar,maha pemikir,maha pemaaf,maha taqwa,maha welas asih,maha lembut,”.Atau justru kita malah menyeruak angkuh dalam nama “maha sok,maha sombong,maha kasar,maha bodoh,maha acuh,maha egois,maha maksiat,atau bahkan maha brengsek”.Oalaahh Gusti….Akupun terkurung dalam “maha plin plan”.

Rabu, 21 Oktober 2009

KITA,menurutku (bagian 2/habis)

Senin 08062009.
Kumandang adzan isya baru saja terdengar syahdu dari corong masjid “imut” Al-Fattah pondok pesantren bahrul maghfiroh.Sholat berjama’ah dan kemudian diteruskan dengan pembacaan wirid rotib sayyid ‘abbas al-hasany almakky.Seperti minggu-minggu yang lalu,sosok pria itu masih saja terpekur di bawah soko agung masjid yang selalu dimatikan lampunya ketika memasuki jam wajib tidur bagi santri,pukul 23:00 wib.Malam itu,seperti malam-malam yang selalu ia lalui dengan desiran lembut surah al-ikhlas seribu kali.Kali ini,semua terasa ngeri,tiba-tiba ia meronta keras dalam tahan yang hanya mampu dirasakan dengan ketajaman hati,ia mukso,hidup sendiri dalam naungan nur ilahi,meraung dalam sesenggukan,
”Gusti…lepaskan hamba dari belenggu ini,gusti…kulo mboten sanggup gusti..”.Rintih kepedihannya membahana seisi ruang utama masjid.
”Ooohh,..Alloh,..alloh…”.isak tangis ngilu itu,..serasa onggokan kepalan tangan mengganjal tenggorokan,kepedihannya merangsang nestapa,adakah ia menjadi gila?.
”Palingkan dia dari hati hamba gusti,…kulo mboten sanggup..”.terus saja ia berucap dengan kata-kata yang seakan ia kehilangan akalnya.Sesekali kedua tangannya diangkat tinggi-tinggi dalam tunduk wajah hampir menyetuh dada ringkih tanpa berbalut selimut dalam udara dingin kota malang.
”Alloh,..!!”,seakan putus asa,ia membentak dalam lirih suaranya.
”Bila dia jodohku,maka mudahanlah,bila bukan jodohku,maka palingkanlah…”.Keinginan untuk lepas dari pengaruh negative cinta dan harapan dari ketulusan cinta begitu mendorongnya untuk selalu bermunajah dalam bingkai sholat malam.Memohon petunjuk,adakah ia harus melanjutkan perjuangan atau mundur.Bila bentuk petunjuk itu adalah lahirnya sebuah kemantapan di hati maka meninggalkan Difa adalah jawabannya!.
”Plok…!!”,terdengar keras ia meletakkan kedua telapak tangan diwajah penuh peluh,linangan air mata membekas menjadi garis-garis hitam penuh derita.Tetesan air mata do’a-do’a yang entah sampai kapan akan ia panjatkan.Tiba-tiba ia menarik kuat kedua tangannya dan kemudian tercerabut rambut-rambut kepalanya.
”Ooohh…!!!,Alloh,ampun…ampun…ampun…”.Rintih melas terdengar lirih sebelum akhirnya hilang sama sekali tertelan pekatnya malam.
“Kang!!,kang..!!,kang…!!,bangun..bangun..!!,hoi,..istaiqidz,..istaiqidz..shubuh!!”.Suara lantang pengurus bagian keamanan memecah keheningan malam.
“Hhheemmm,…jam piro cak?”.Dalam paruh sadar ia menyapa pengurus.
”Shubuh kang..!!,kok jam piro?”.sergahnya sembari mengacungkan rotan dengan mata melotot tajam.
”Shubuh!!,ayo jama’ah…”.
“Hhuuuaaahhh…,ngantuk cak..”.Masih dalam tengah sadar ia menjawab sekenanya.
“Prak…!!...prak..!!,g’ tangi kang?!,tak guyur banyu sak ember koen!!”.bentak keamanan tegas.
“Iyo..iyo…!!.iyo cak,wis tangi iki,ah…!!”.Kali ini mujab merasa gentar dengan ancaman keamanan yang mulai memerah matanya.
”Kemaki…huh..”,desirnya pelan.
****
“Kang mujab…!!,ada sms nech..dari ‘temen mujab’”,tersenyum kang Nasir sambil menyodorkan Ponsel jadul berkamera CIF.Mengerlingkan mata goda dan kemudian berlalu pergi tanpa kata.
“Ntar anterin aku ke kontrakan baru ya…”.isi sms dari ‘teman mujab’ .Ia pernah jadi santri mbeling,keluar malam dari semak-semak belakang pesantren,mbrowot lewat jurang penuh barongan bambu belakang kamar multazam,atau sembunyi di bawah pohon alpuket dekat makam romo yai Fattah bareng konco-konco sambil joinan kopi dan rokok,bahkan ia sering minggat ke luar kota tanpa tujuan jelas yang berimbas membengkaknya tanggungan utang.Tapi tidak untuk melayani ajakan teman perempuan lintas kampus itu,teringat sindiran teman-teman mahasiswa sewaktu di warung makan.Dengan tinggi badan standart,164 cm dan berat badan 60 kg memang terkesan njomplang ketika di sandingkan dengan body imut.
”Ceweknya g’ cantik yo mas…”,bisik bebeberapa teman kampus yang selalu terngiang ditelinga mujab setiap kali bersua dengan ‘teman mujab’nya.Sejatinya,mujab tidak pernah menganggap ‘teman mujab’ sebagai teman dekat,apalagi pacar,tidak pernah!!.Tetapi semuanya memang kesalahan mujab,perempuan adalah pribadi kuat yang juga sangat ringkih.Dalam ketabahannya menahan hasrat justru mereka adalah jiwa-jiwa yang begitu ingin dipuji,membumbung tinggi saat menerima pujian dan perhatian,apalagi ‘perlakuan khusus’.
“Af1,Q da kelas…”.balas Mujab cepat.
“Kang Nasir…!!,Hape ente tak dekek ndukur lemari yoo.., tur wun…”.
“Oyi…oyi jezz!!”,jawab Nasir tak kalah lantang dari dalam kamar mandi kopros penuh gantungan pakaian di balik pintu dan jendela.
Dengan income Rp.400,000,-,bukan hal sulit untuk membeli ponsel ala kadarnya.Tetapi Mujab merasa bahwa ponsel adalah salah satu sumber dari semua kekacauan pendidikannya.Bukan satu dua kali mujab menjual ponsel dengan alasan menghindari komunikasi dengan cewek-cewek cantik yang selalu menuntut waktu itu.Teringat kisah ulama karismatik asal tuban,mbah fadhol.Beliau selalu meninggalkan saat-saat puncak dalam bisnisnya,apa sebab?.Sebagian murid-murid beliau –Kyai faqih langitan Tuban-mengatakan bahwa hal itu merupakan bentuk zuhud dari sosok mbah fadhol.Adapun Mujab justru malah mengartikannya sebagai bentuk melatih diri untuk tidak cinta dunia,menempa hati agar lepas dari ikatan ketertarikan pada benda-benda dunia.Terlepas dari kebenaran ‘istimbat mujab’,toriqoh itu benar-benar telah mampu mempengaruhi Mujab yang tidak lagi mudah tergiur mendapatkan secara instant barang-barang yang ia inginkan.
“Kang,..nyambut hapene…”.Bisik Mujab tepat di daun telinga Nasir.
“Nggawe kartuku ae yow…engko g’ di bales lek gawe kartu ente..”.
“Iyo kang,…iku ndek jero lemari hapene,sampean ces sekalian wis…mau telfon toh?,salam buat mbak Difa...heh..heheh..heheheeh…,cinta dilawan!!”.seloroh Nasir masih dalam dekapan bantal guling kusamnya.
“investigasi boss…,experiment teranyar iki,penyelidikan kasus perselingkuhan,up to date broo..”.Sebentar Mujab menghidupkan ponsel,memasukkan PIN cadr dan membuka buku agenda catatan nomor telfon yang tidak muat tersimpan di memori card.
“Kalin…Kalin…Kalin…Yeach,..ketemu..”.pekik Mujab sumringah sambil mengepalkan kedua tangan dan menarik kebelakang kuat-kuat.
“Sikute kang…”.bentak Nasir mangkel.
“Upstt,af1..af1..,key… aku g’ liat kalo da bokong pean ndek kene,eheheh..”.
“Pagi Kalin,pa kbr?.Btw,qra2 bs ktemuan g’ sore ni?,kbetuln Q mo ke warnt Mawar.so,ktemuanx disna ja,Gmana?”..Singkat saja sms Mujab untuk gadis yang sudah beberapa kali sms-an dengannya,bahkan ngobrol via freetalk.
Sebentar kemudian terdengar suara bimbit tanda sms anyar masuk.Wajah sumringah tampak terlihat jelas di wajah mujab.Tapi kemudian dia kaget bukan kepalang,menelah ludah dengan suara ceguk tak wajar,melotot matanya nanar,tanpa komando,suara angin keluar berat dari mulutnya.Satu menit ia memandangi layar buram ponsel siemens tipe C51 itu.
“Pagi Kalin,pa kbr?.Btw,qra2 bs ktemuan g’ sore ni?,kbetuln Q mo ke warnt Mawar.so,ktemuanx disna ja,Gmana?”.Pengirim ulang sms ini adalah teman kampusnya,Faisol.
“Cilaka awak…cilaka…cilaka…amboo!!”.
Belum juga ia berhasil dalam langkah pertama penyelidikannya,benturan keras sudah menghantam pusat pertahanannya.
“Tlng jngn ganggu Kalin lg…Sya msih mnghargai pean sbgai shabat,mkanya sya diam.Tpi sya sdh jerah,jdi,tlng berhenti godain Kalin”.Kembali sms susulan terkirim dari nomor ponsel Faisol.
“Edan!!,”.pekik mujab.Bergetar kuat tubuhnya merasakan tekanan dari kata-kata Faisol yang begitu menusuk.
“Jamput..!!”.Reflek ia mengumpat,merasa aneh dengan respon Faisol yang berasa berlebihan.
”lha koen sopone Kalin?,wong Cuma selingkuhan ae kok…”.Hampir saja ia mengirimkan sms balasan ke Faisol sebelum akhirnya dia menyadari akibat tindakan itu.Yang bisa ia lakukan hanyalah membuat alibi untuk sms genitnya.
“Sori cak,..Q slah kirm,maksudku buat Kalin arek UMM”. Tapi semua sudah mafhum dengan fakta yang ada.Faisol bukan pendatang baru daLam dunia asmara yang mudah percaya dengan omong kosong mujab.
“Kalin,..Kalin brengsek!,..jamput..puttt!!”.Terus saja Mujab mengumpat kasar.
Al-kisah,Pagi ini,Mujab sms Kalin minta ketemu di warnet zaisya.Hanya sebuah rencana ketemuan untuk memastikan ‘rupa’.Eh,lha kok Kalin malah complain sama si Faisol,yo wis,jadi masalah dech,Dasar Kalin!.Gadis Tulungagung alumni sebuah pesantren besar di daerah Kediri itu benar-benar membuat Mujab harus kembali merasakan benturan.Menurut sumber kwalitas A1,Kalin biji wolu.
Berawal dari alya,teman lintas kampus yang pernah sedikit membuat Mujab tergoda,sedang Kalin seperti bayang-bayang yang selalu saja ada setiap kali Mujab menghubungi alya.Dus,dalam banyak kesempatan Kalin selalu nimbrung dalam cakap bimbit mereka.Beberapa waktu kemudian,hampir semua teman-teman Mujab mengenal alya dan Kalin.Mujablah yang bersalah sebab memberikan nomor alya ke mudrik,hanya mudrik!.Kemudian mudrik menyebarkan ke semua ‘Sahabatnya’.Hal yang benar-benar dikhawatirkan pun terjadi,salah satu sahabat mudrik kesengsem dengan Kalin!.Tergila-gila segila-gilanya sampai rela menghalalkan bebera perkara haram (minimal mubah),pacaran.Hunain,pria pra dewasa asli jawa tengah perbatasan yang sedang puber,kasihan dia,anak pondok yang jadi mainan cewek ‘Kadal’kampus.Nah,dalam masalah ini,fihak pesantren mengutus Faisol untuk menyelidiki,mengusut,dan mengambil tindakan-tindakan penyelesaian dalam kasus ini.Brengseknya Faisol,eh,lha kok malah dimakan sendiri,Pacaran sama Kalin dia…,weleh,..weleh…’ajib!!..Hal ini buat Mujab tambah penasaran dengan Kalin,bukankah Mujab punya kepentingan?.Yang jadi masalah selanjutnya adalah,mereka back street,selingkuhan!. Dan juga,kenapa Faisol harus complain ke mujab,toh pacar Kalin sak bajeg-seperti yang dia katakan secara lansung via telfon tahun lalu.
Setelah rencana awal Mujab gagal maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah segera mundur teratur sebelum terlalu jauh mencampuri skandal itu.
“Sepurone cak..Q bner2 g’ ruh klo pean dah jaln sma Kalin.Anggap ja q g’ pernh knl Kalin dn sjk saat ni q g’ bakaln ngubungi dia lgi.Nox jg dah Q haps”.Mujab mengirimkan sms panjangnya sebagai bentuk permintaan maaf dan tentunya luapan rasa kecewa yang teramat sangat sebab perlakuan Kalin.
”Saya g’ bkalan nglupain kejadian ini”.seloroh Mujab ketus.
****
12062009
18:30 wib.
“Kang mujab…!!,ada sms..”.Suara parau Nasir menggema dalam ruang kamar tanpa jendela dan lubang sinar matahari.Hanya sebuah pintu yang bisa digunakan untuk keluar masuk di semua kamar Kompleks asrama Ibu Rusyd.Kepadatan penghuni pesantren dan keterbatasan lahan memaksa pengelola pesantren untuk membuat gedung-gedung rapat tidak tembus sinar matahari.
“Man akh…”.jawab Mujab tanpa mengalihkan pandangannya dari lembaran-lembaran kitab referensi untuk bahan presentasi besok lusa.Nilai IPK Mujab jeblok pada marhalah lima.Dan hal itu menyebabkan dia tidak bisa menerima kucuran dana beasiswa.Hanya 3,0,sedang syarat mutlak mendapatkan dana beasiswa akademik kampus adalah 3,5.Apa jadinya Mujab tanpa tunjangan beasiswa itu?.
“Diiifaaa kakaaaaak….”.Bak seorang ibu,nasir menyodorakan hape sony ericsson keluaran teranyar seharga Rp.1,400,000-,K530i.
“Wuuutttt…”.Cepat Mujab menyambar ponsel miliknya yang ia dapatkan dua hari lalu dengan susah payah setelah menabung selama enam bulan.
“Maafin aku jika selama ini cuek…ya…inilah aku…”.Mata mujab memandang tajam layar ponsel bening yang sudah mendukung jaringan 3G itu.Bagaikan angin segar pegunungun yang berhembus pelan di atas panas tandusnya bumi pulau garam.Termangu ia tak percaya dengan isi sms difa.Adakah kesempatan itu kembali datang?,apakah difa sudah menyadari perjuangan cinta mujab?.
“Ah…g’ mungkin…mustahil…mustahil…”.Mujab menggelengkan kepala pelan.Dia tahu betul watak gadis cantik itu,dia gadis super supel,sangat grapyak.Sms seperti ini mungkin hal biasa yang tidak menyimpan makna apapun.Bahkan sejak 7 semester lalau,hanya sekali Difa menelfon Mujab.Ketika itu,suara nyaring nada dering ponsel Benq Siemens teranyar seharga Rp.800,000,00-mengurai rajutan mimpi indah mujab yang terlelap di atas kasur teman kost daerah kampus UNITRI,tengah malam menelfon dan hanya ingin konsultasi agama,aneh?.Sedari awal Mujab sudah mengukur kemungkinan-kemungkinan buruk memperjuangkan cinta gadis grapyak,menekan perasaan cemburu diantaranya.Pikirannya kembali menerka sebab Difa mengirimkan sms yang sudah lebih dari tiga bulan tidak berkomunikasi dalam media apapun dengannnya.
“Oo..”.Hanya kata itu yang terkirim dari ponsel glossynya.
Kembali Mujab menerawang jauh tentang dirinya,betapa kekacauan hebat telah menerpa segala angan dan cita-cita.Tentang motifasi awal mendekati Difa yang hanya berupa perasaan terhina sebab dikatakan syetan.”kamu itu Cuma syetan yang ganggu aku…”.Kembali terngiang jelas kata-kata itu,terasa begitu menggores perih dalam hati.Syetan memang makhluk Alloh yang cerdas,mereka mampu menghancurkan benteng keimanan yang tebangun kuat dihati orang islam,siapa saja tak terkecuali santri kelas teri yang baru belajar dunia suluk.Awalnya mereka memancing manusia dengan hal-hal sepela,sebelum akhirnya menjerumuskan dalam kesesatan yang nyata.Bukankah mereka para kawula muda yang ‘kecelakaan’ selalu mendahuli tragedi itu dengan sekedar jabat tangan?,kemudian pelukan?,ciuman? dan tentunya ML?.Sungguh syetan adalah musuh yang nyata bukan?!.
”Cinta itu membunuhku”,Mujab tersenyum lucu dan kemudian kembali netepaken panggon.Menyelesaikan tugas makalah individu tentang perkembangan hukum pidana islam di indonesia.
****
14062009
Sebentar Mujab berguling ke kanan dan ke kiri,kemudian duduk memeluk kedua lututnya erat,lungguh ason-ason.Gejolak jiwa itu kembali datang menerpa,kerinduan tak terkira ingin segera berjumpa gadis yang mengapa selalu datang dalam tiap waktu senggangnya,di kamar,di masjid dan bahkan di kakus.Mujab memang buaya darat,tapi bukan tipe pria yang mudah melupakan sebuah kejadian hidup.
“Kang Hafidz,..jenengan mios tah mantun maghrib?,nyambut sepeda motore nggeh…”.
“Iku,kontake ndek ndukur lemari..”.jawab Hafidz tanpa memperdulikan expresi girang Mujab.Ia masih sibuk mendata santri-santri madrasah qu’an yang akan segera dilembagakan.
Tepat pukul 22:00 wib,Mujab baru bisa meluncur pergi ke arah jalan kalijogo belakang kampus UIN MALIK.Jalan belakang sebelum gedung pasca sarjana dari arah dinoyo itu masih saja gelap.Terlihat kontras dengan pemandangan gedung-gedung megah yang baru selesai di bangun dengan total anggaran pinjaman luar negeri Rp,300 M.Sebentar kemudian Mujab berhenti di pos jaga perumahan dekat kost ustadz Fachruddin.
”Ctek..!”,suara dari sarung hape berbahan kulit jeruk dengan magnet bulat ditengahnya.
“Ass,malem Difa,maaf,qra2 bisa ktemu g””?.Skarang q dah di depn kost pean”.Messengger deliviered.
“Maaf,q lgi ngerjain tugas di kerto”.Balasan Difa,Mujab mengernyitkan jidatnya.Sebentar kemudian dia melirik jam warna hitam berbahan nilon merek swiss army,pukul 20:30 wib.Mungkinkah Difa di kerto pada jam semalam ini,diantara perasaan percaya dan dugaan bahwa Difa hanya ingin menghindar.Ada kecewa mendalam di hatinya.Wilayah kerto persis di depan kampus uin malik,sedangkan pukul 21:00 wib pintu gerbang kost sudah ditutup.Tiba-tiba pikiran isengnya menyeruak,dan kemudian tersenyum menyeringai aneh.
“Q ke kerto aj,gmana?”.Mujab mencoba memberi pilihan untuk bisa bertemu dengan gadis cantik yang satu waktu begitu ingin ia lupakan dan pada kesempatan lain begitu ia butuhkan kehadirannya.Ada gejolak dilema dalam dada mujab.Teringat petuah seorang mu’allim langitan ketika mengkaji kitab al-fiyyah ibnu malik.”Kalo kamu kepingin memahami pikiran guru akan dirimu,maka tanyakanlah pada dirimu sendiri,siapa dia menurutmu?”.Dalam benaknya pun mujab selalu bertanya,”siapa aku menurut Difa?,sedang bagiku Difa adalah “sesuatu yang membingungkan”.
“Kok maksa banget sih,..q mash bnyk tugs!.jngan kyak anak kecil donk,pean kan dah dwasa umurx”.
“Uppsstt,..!!”.Hampir saja Mujab terhempas ambruk dari jok sepeda motor Kawasaki lawas itu karena kaget.Kekanak-kanakan,selalu saja Difa menghina Mujab dengan kalimat itu.Sakit,teramat sakit dirasa Mujab.Bukan kali ini saja Difa mencelanya,sejak mereka kenal kalimat itu sudah berpuluh-puluh kali ditulis dalam sms,dan tidak sekalipun terucap dalam pembicaraan langsung.Darah petualang Mujab sontak naik ke kepala,ada perasaan terhina.Lama Mujab berusaha mengendalikan perasaannya.
“Sendiko dawuh kanjeng raden ayu judes…”.Ketus balas Mujab.
“Kalo ngomong yg sopan kek..Q nyesel kenal U,Ha..ha…ha…tampang aja santri,hati munafik!”.Pesan masuk.
“ngGuyumu kyok mak lampir…bagiku kamu Cma angin llu.asal kmu thu aj,kmu G’ lbh dr skedar kelinci percobaan,skli lgi,hax kelinci percobaan!!”.Perasaan Mujab benar-benar muntab tak tertahan,emosinya meluap ngeri membakar pori-pori.Pesan terkirim.
“He…U g’ malu apa berselisih dan buat gara-gara ma cewek.Klo aku jd U,malu banget.Hilang harga diriku.Dah keliatan banget sifat asli U…Oo… jd bgini yach,..Q jg g’ pernah nganggep U temen. U adalh angin lalu..”
“ughh…”.Gemeretak gigi mujab menahan amarah.Tiba-tiba ia menjadi ragu dengan isi sms itu.Mungkinkah Difa mampu mengucapakan kata-kata kasar seperti itu.Dengan cepat rasa sesal menyelimuti hati mujab.Atau apakah Difa benar-benar marah?.Belum lagi ia bisa memahami semuanya,suara burung berkicau tanda pesan masuk dari bimbit warna hitam memecah lamunannya.
“Gayamu Jab,..meskipun kamu puasa.Apa kamu g’ khawatir sia2 puasamu.Bikin orang jadi marah…ilmu setinggi apapun bagiku bukan apa2 kalo akhlaq dan hatinya g’ baik..”.sms susulan masuk.
“ctuk,..”.cepat Mujab menutup sarung hape dan buru-buru memasukkannya dalam kantong dalam jaket kain warna hitam.Dan kemudian meluncur gesit dalam kecepatan 70km/jam.
Pukul 06:28 wib
“Saya mohon maaf dan terima kasih sudah menganggap saya angin lalu.Maafkan saya,kamu orang baik dan pasti semua orang mendoakanmu dengan kebaikan.Selamat tinggal”.Pesan terkirim.
****

Selasa, 13 Oktober 2009

SEGOROPURO

Mitsubishi ELF bernopol B 77529 MA warna abu-abu keluaran teranyar,melaju cepat tanpa guncangan berarti,stabil dalam kendali supir professional yang belum juga memperbaharui simnya.Saya,walaupun duduk dijok depan bersebelahan dengan rois ma'had dan 17 penumpang lain harus besabar dalam ruang sempit tanpa pengharum mobil,AC yang selalu dimatikan dalam cuaca kota pasuruan yang panas menambah suasana semakin gerah,diantara desingan mesin-mesin jalanan sapuan udara malam mengaburkan jenuh dalam pikiran,namun dalam itu semerbak aroma kurang sedap semakin tajam menusuk hidung,menguap dari tubuh-tubuh kumus yang sejak pagi belum terguyur kesegaran air.Memasuki daerah kota pasuruan dari arah malang dan kemudian melaju dengan kecepatan 90km/jam di jalan utama arah banyuwangi sebelum akhirnya berhenti untuk sebuah kepentingan di daerah Rejoso,ta'ziah ke rumah teman.Bapaknya baru saja meninggal dunia pagi tadi,komplikasi menurut berita yang kami dengar,tapi ada yang bilang terkena santet,hheemmm,ada-ada saja,santet?.Aneh juga supir ELF ini,fikir saya dalam tarikan nafas heran,sepertinya dia sudah sangat hafal dengan daerah ini,jalan,tikungan,arah rumah dan bahkan gang rumah pun dia hafal,ahaa,ternyata sang supir sudah sangat sering masuk kampung ini untuk keperluan mengantar penumpang.Pesantren kami memang sangat memanjakan para santri dengan berbagai fasilitas yang saya yaqin hanya ada satu lembaga sejenis ini di malang raya.Setiap akhir tahun pendidikan pesantren,tepatnya hari raya idul fitri semua santri diperkenankan pulang ke rumah masing-masing selama satu minggu setelah sebelumnya menjalani berbagai rutinitas rerligius dalam bulan romadhon,satu bulan penuh tanpa diperbolehkan keluar dari lingkungan pesantren,apapun alasannya!!.Antar jemput menggunakan mobil-mobil pesantren sejenis elp 2 unit,bus 2 unit,pick up 1 unit,dan tambahan ongkos ojek bagi santri yang rumahnya tidak bisa dijangkau mobil.
Beberapa orang paruh baya dan pemuda,menyambut kedatangn kami,saya sendiri masih menggunakan "seragam sholat",eheheheh,gamis dan sorban.Beberapa teman pun menggoda dengan me-monggo-monggo_kan saya seperti kyai,dasar g' pada ngerti kondisi,
"sedang ta'ziah lho",bisik saya pelan.
Sosok yang begitu kami kenal,keluar dari rumah berukuran 7x10m dengan mata merah membekas,mungkn barusan nguras air mata kesedihan.
"Isbir,isbir ya akhi,…semua yang hilang pasti ada gantinya",begitu saya menyapanya berulang kali dengan terus menggenggam tangannya erat-erat.Dia tersenyum,senyum khas seorang yang sudah bisa menerima musibah.
Pemimpin rombongan kami,rois ma'had mulai memimpin pembacaan tahlil,awalnya saya mengajak mereka untuk sholat mayyit di pekuburan saja,menurut saya,hal ini lebih bermanfaat bagi mayyit sebagai tujuan lain dari ta'ziah kepada keluarga mayyit yang tertunda,konco-konco menanggapinya dengan mimik aneh,disambut guyonan dalam suasana duka yang mengundang aroma debat sebab justru kami malah asyik beradu argument di ruang tamu tentang hukum sholat mayyit bagi penta'ziah yang terlambat datang,hheemmm,
"kalo kita telat datang ta'ziah,bolehkan sholat mayyit di atas pekuburan?",sergah saya dalam bahasa arab mengakhiri debat.
Tanpa komando yang jelas,dari arah pintu tiba-tiba teman-teman semburat meninggalklan ruang tamu yang masih menyisakan banyak snack.
"Duh,kenapa gak ane masukin ke kantong aja tuh kacang merah,renyah banget brur…",berdesir di hati dalam senyum tanpa arti sembari beranjak pergi setelah sebelumnya menghabiskan satu piring nasi rawon,teh hangat dan dua gelas air mineral.
"Supir kurang ajar…",mungumpat dalam desah pelan hampir tak terdengar.Sudah tahu sedang acting jadi santri senior didepan junior,eh,lha kok malah ngajak ngrokok,pake suara lantang lagi,..hheemmm,kalo g' da junior,udah saya embat tuh rokok.kecut nech…(penting g' sech?).Berjalan keluar rumah duka sesaat setelah bersalaman dengan beberapa orang yang mungkin kerabat teman kami,kearah kiri.
"Kang!,sandalku ndek endi?,sedikit terdengar lantang suara teman-teman memastikan sandal dalam keremangan lampu teras.Perkampungan yang ramai dengan jalan aspal mulus sekelas jalan kota.Pintu gerbang megah menyambut kedatangan kami,gerbang pemakaman dengan banyak lampu di berbagai sudutnya,tembok besar dan tinggi dengan kesan dibuat untuk tujuan wisata serta warung-warung yang tetap banyak pengunjung pria pada jam tengah malam.Saya sendiri merasa sedang memasuki pemakaman yang dirawat dengan baik,ada masjid dengan genteng susun tiga,tempat wudhu apik dan tempat istirahat yang disetting nyaman."sholat tahiyatul masjid dulu ah,…",pekik hati saya semangat."Dua roka'at cukup!!",fikir saya puas dengan ibadah sholat yang sudah menjadi ciri khas pesantren kami.Masjid dan nama masjid ini sama persis dengan pesantren kami,hanya beda ejaan saja,Bahrul maghfiroh.Hampir-hampir basah sekujur tubuh dengan peluh setelah menaiki beberapa anak tangga sebelum akhirnya sampai ke dalam masjid yang tidak terlalu besar.Tidak ada ilalang di atas pekuburan ini,
"bersih banget…",pikir saya coba menerka sebabnya,hheemmm,mungkin karena kemarau,"hehehehe….",.
Tapi kenapa mereka tidak melakukan apa yang saya inginkan,sholat di atas kubur orang tua teman kami yang barusan meninggal.Alih-alih sholat,malah mereka langsung menaiki tangga tinggi yang menuju makam dengan banyak lampu disekelilingnya.Selagi mereka asyik dengan bacaan tahlil dan tasbih serta ayat-ayat alqur'an,saya keluyuran mengelilingi pemakaman yang sepertiya banyak dikunjungi peziarah."Ada lampu terang di bawah sana",seperti dalam bawah sadar sayapun berjalan kearah lampu itu tanpa beralas kaki,pohon-pohon agung sepanjang jalan serasa menyapa dalam salam penghormatan,pelan saya menyusuri bagian pinggir paving "sepertinya tidak ada najisnya",anggap saya memantapkan prasangga yang didorong rasa malas mengambil sandal di seberang sana.Akhirnya sampai juga ke tempat yang sejak tadi terlihat lengang,pelan tapi pasti saya memasuki sebuah bangunan berbentuk rumah,"deg…deg..deg..",tiba-tiba merinding badan ini,bulu kuduk berdiri tanpa permisi,ada perasan ingin lari saat terlihat jelas pohon besar di tengah-tengah kurungan besi,tulisan dalam bingkai menunjukan bahwa itu adalah makam,sayyid Abdurrahman.Sebentar saya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tempat yang nyaman untuk membaca alqur'an,semua terkesan jauh,awalnya saya ingin masuk kedalam kurungan besi makam yang tidak dikunci itu,hanya saja keraguan begitu menyelimuti dada ini,Membaca beberapa surat pendek dan kemudian mendoakan ahli kubur,lalu bergegas saya pergi,ternyata masih ada satu makam lagi di bawah sana,tanpa pikir panjang sayapun menuju ke makam yang terlihat lebih kecil itu,melihat bangunan yang digunakan untuk mempercantik makam itu,saya berfikir bahwa ahli kubur ini bukan orang sembarangan.Saya memanjatkan do'a-do'a untuk keselamatan ahli kubur,semuanya saja.Hheemmm,Teman-teman saya ternyata menyusul untuk menziarohi makam-makam yang baru saja saya kunjungi.Eheheheeh,saya naik ketika mereka turun,naik ke makam yang pertama kali dikunjungi teman-teman tadi.Dari atas terlihat makam dengan lampu temaram,saya penasaran.Tanpa pikir panjang saya menuju makam itu,sebuah kuburan kurang terawat dengan keramik warna hijau,ada sajadah tergeletak tanpa pemilik,beberapa gelas entah milik siapa,suram sekali makam ini,batin saya mengatakan ada sesuatu dengan makam ini entah apa itu.Berdebar sekali hati ini menyaksikan kubur yang sudah bertabur bunga kering ini,ngeri bercampur kasihan menyaksikan kubur yang terlihat tak terawat dengan baik walaupun sudah dibuatkan rumahan.Tiba-tiba saya ingin segera pergi dari kubur ini,ngeri dada ini dengan kubur yang terasa aneh dibanding dengan tiga kubur yang baru saja saya kunjungi.Entah kenapa sejak saya keluar makam ini suasana bertambah mencekam,pohon besar berdiri kokoh tepat di belakang kubur itupun terasa menyapa dengan menyeringai,nisan-nisan sepanjang jalan setapak seolah sedang menyapa tiap langkah dengan lambaian memohon,saya hanya bisa terus bersholawat dengan maksud semoga mereka para ahli kubur mendapatkan kemanfaatan.Terkadang saya mangkel terhadap mereka yang hanya rajin menziarohi makam-makam terkenal tetapi tidak mau mengunjungi kuburan-kuburan disekelilingnya.Dalam kekalutan hati langsung saja saya menuju tempat parkir dimana mobil elf stand bay."Aha",pekiki saya ringan.Ada pak safari disana,selidik punya telisik ternyata dia penduduk daerah Segoropuro.Sebentar saya bercerita tentang keadaaan makam yang terakhir saya kunjungi,pak safari terkejut takut sembari bercerita tentang banyaknya orang-orang berkendaraan mewah tang mengunjungi makam tua itu,tetapi kemudian menyarankan saya untuk sekalian masuk ke gua di belakang bukit pemakaman segoropuro sayyid arif,dia bilang:"kalo sampean bisa lulus cobaan di sana maka sampean bakalan jadi orang sugih".Hah?,kaya…..

Rabu, 09 September 2009

PREMAN PONDOK.

Sore sebelum maghrib adalah waktu paling tepat buat berlama-lama di masjid,biarin aja orang mau mikir macem-macem,toh ane bawa duit yang cukup buat buka puasa,tapi,kalo emang ada yang sodakoh buat ta'jil kenapa g' di embat aja,kayak di masjid ainul yaqin kampus unisma ntu,nasi kotak trus bruurr,tiap sore…hehehe…
Prinsipnya adalah,jangan sampai kenakalan kita tanpa nilai positif!!.Lhoohh…emang sedang ngebahas pa'an nech…Eemm,..kemarin pagi selepas ngimamin sholat shubuh di pondok,ane langzung olahraga zalan-zalan sampai jalan kalijogo,mampir warnet tyuzz zempat buka situs horoskop,tyuzzz liat zodiac ane,aries,dan ternyata pas banget tuh ramalan di web.Ngomong-ngomong bisa syirik tuh kita kalo percaya sama horoskop….Jadi inget iklan ustadz,dia bilang begini bruurr…kirimkan SMS anda ke nomor 2342,ketik REG RAMAL (spasi) nama anda dan dijamin,sholat anda g' bakalan diterima Alloh selama 40 hari…!!!.Emang g' da dalilnya sih…cuman bisa jadi pertimbangan kan?....Menurut tukang ramal,zodiac aries itu sosok yang suka kebebasan,tuh,kan….bener banget!!.Tiap hari aku ngeluyur g' karuan tanpa tujuan,kadang tidur di masjid,mushola,dan yang pasti belum pernah di emperan ato jalanan.Yang terakhir aku tidur di tajuk dari pagi sampai zhuhur trus sholat jama'ah trus jalan lagi trus nemu mushola trus tidur lagi sampai jam lima sore trus sholat sendiri truz jalan lagi trus nemu mushola lagi trus ikutan ngaji dech…sampai stengah enam trus langsung ke warung cari kopi buat buka puasa.Benernya di mushola terakhir banyak jajan ma nasinya,tapi,ane malu banget brurr…wonk g' da yang kenal,bapak-bapak semua lagi.Mereka tuh PeDe banget lho broo…biarpun ngaji g' bener,tetep aza semangat ngebacanya,pake microfon…Masak domah di baca fathah,ya' di baca ta',za' di baca ro',pa lagi ngebahas panjang pendeknya…..haahhh…..puzink zendiri dengernya…kayak orang nyanyi kroncong brurr!!…pake di faseh-fasehin segala lagi,yang bikin BeTe nech bruurr…pas giliran ane mau baca,si bapak tua bacanya triple kwantitet!!,alias baca tiga kali lipat dari yang lainnya!!.Dasar tuh bapak g' mau kasih kesempatan sama yang muda-muda,lagian ane lajang sendiri di situ,lainnya dah sepuh semua.Nah,pas giliran ane baca brurr,..semuanya pada kabur!!,puzink ana zadinya.telisik punya selidik ternyata sudah waktunya mau buka puasa,so,mereka pada berbagi ta'jilan,tapi,ane di tinggal sendirian bruurr…jadinya kan g' enak banget kalo trus ane ikut nimbrung buka puasa bareng mereka.Nah,habis baca satu 'ain ane langzung aza zari zarung,upstt,warunk makzudnya.Hheemm,…akhirnya,buka puasa pake ABC mocca.Sholat maghrib tetep jama'ah jezz…Kadang-kadang nech ya bruurr….ane ngrasa arogan banget!.Pongah dengan status santri,exclusive banget sampe terlihat zuper zombonk!!.Ane cma kawatir ini bakalan terus-terusan,kan bisa bawa celaka bruurr…Anehnya ya,ane juga ngrasa kebanyakan santri itu arogan,arogansi santri!!.Ente liatin aja para santri kalo lagi ngendarai sepeda motor.Entah itu tukang sayur pondok,tukang sapu pondok,penjaga kantin pondok,tukang belanja ndalem,atau ustadz pondok.Mereka itu udah kayak valentine rossi gtu..jalan aspal 6 meter disangka punya sendiri,ngebut ndak aturan tanpa peduliin rambu jalanan,pake ndangak-ndangak (mengangkat kepala-jawa),dan celakanya nech ya,mereka itu rata-rata ndak punya SIM,huuhh!.boro-boro SIM,wong sepeda aja ndak ada yang punya STNK.Yang bikin geleng-geleng kepala,ndak pake helm!!.Mungkin pikir mereka,dengan pake kupluk putih macam pak haji,atau kupluk hitam macam pak kyai,mereka bisa seenaknya melenggang ngebut di jalanan umum tanpa ada yang ngurusin.Gila tuh santri,saya menyebutnya sebagai arogansi kupluk putih.
10:13 wwib,0809'009.

Senin, 07 September 2009

WARKOP (Waroenk copy)

Sebuah esai yang berawal dari perasaan ingin ngopi dengan nyaman.
Kita sudah sangat ma’lum dengan fenomena asyik di negeri Indonesia,cangkru'an di warung kopi sambil ngrokok bareng teman-teman,terkadang pake acara joinan rokok dan minum-minum (mendem-jawa),tak terkecuali kaum gadis berstatus pelajar,mahasiswa dan karyawan,sebagian lagi sambil bermesra-mesraan tanpa ada rasa sungkan (jadi kepingin,huhuhu……).Warkop,apanya yang salah?.....jelas banyak sekali keruwetan di warkop,khususnya pengelola yang memang mensetting warkop sebagai tempat pacaran dengan membuat sekat-sekat tinggi berlampu temaram,duh asyiknya pacaran….Pacaran yuuk….(xixixi….)
Setiap kali ingin menulis,perasaan takut selalu muncul dalam hati,teringat petuah kyai bahwa bagi mereka yang suka mencela orang lain maka akan mengalami hal yang serupa sebelum mati.Duh,dilema banget kan?….Ditambah tausyiah ulama' yang mengharamkan menulis kata-kata yang haram diucapkan.Memangnya ada berapa karakter penulis sih?.Yang berjenis penyerang,kritikus,ngawur,usil atau isenk pastinya ada kan?....dan yang terakhir itu ane bruurr!!.Keasyikan cangkru'an di warkop berteman siaran music live di teve sampai tengah malam sih udah biasa buat para pria pengangguran yang entah kapan diwisuda atau dapet panggilan kerja,pengemis dengan dalil akademis,pencuri berwajah santri,pecundang berlabel aktivis,perampok kelas koruptor penghisap duit selevel babi ngepet bertampang muka penuh bakti pada ibunda dan keluarga.Huh…
EEeemm,…Untuk strandar kopi beraroma biasa,Rp,1500 -sudah cukup untuk teman cangkrukan semalaman dan bila perlu tiduran dan bahkan tidur beneran sampai pagi di warkop pun bukan harga yang dipersoalkan.Kopi hitam pekat satu gelas seharga Rp,1,500,00- warkop Komplek kampus gajayana yang selalu ramai pengunjung berstatus pelajar,mahasiswa dan buruh pabrik kelas sales rokok,warkop langganan guru BK sekolah SMK yang mencari "anak didiknya",berkarpet hijau tanpa meja dipadu tembok bercat warna hitam pekat dengan penerangan lampu neon jenis spiral merk pilips 25watt dan sebuah teve merk panasonic 17 inci tanpa antena di atap,berlangganan Koran pagi jawa post sebagai trik menarik pembeli jadi pelanggan,beberapa bungkus rokok berjajar rapi di grobak warna pink berkaca bening tanpa roda,boleh beli satu bungkus atau ngecer perbatang atau ngutang dibayar kapan-kapan tanpa bunga kecuali bonus wajah tanpa expresi dari penjual,berspanduk kotor warna coklat bertulisankan kopi paste,atau warkop bercat merah depan unmuh 3 yang menawarkan secangkir kecil kopi seharga Rp.2,000,00-, atau kopi jahe Rp.2,000,00- warkop samping jembatan belakang terminal landungsari yang beratap seng,berdinding gedeg nuansa gubug petani ditambah suara gemericik air yang terdengar dari bawah lantai dari bambu lonjoran,damai di hati rasanya,dan sesekali tercium aroma kurang sedap dari bawah karpet coklat yang tak pernah masuk laundry,aliran sungai kawasan landungsari memang cukup kotor dengan bau yang memaksa untuk memencet hidung pesek warga negeri ini (sapa tahu jadi mancung,penting g' sih…),dan si ibu tua tetap setia melayani pembeli sampai pukul 22:00 wwib,beberapa warkop di sepanjang jalan dinoyo-landungsari yang dikelola apik dengan memasang layar proyektor sebagai media pemutar film dengan maksud menambah jumlah pembeli atau minimal memasang teve besar ukuran 29 inci.Ngopi yuk…(Sssttt,..hati-hati,ketahuan Abah luqman….)
Realita yang ada di warkop menunjukan minimnya pengetahuan tentang fiqh dari para peracik kopi (cieleehh….peracik gtu lhoh…coz,g’ semua racikan kopi itu nikmat sih…) pa lagi kopi yang diseduh pake air tremos,g’ banget ane!!....bisa-bisa perut mules tiga hari,parahnya,bisa mencret kita punya T4i.Yang nikmat itu…..kopi bubuk asli lampung yang g’ pake campuran trus di campur sama kopi bubuk hasil olahan pabrik dengan komposisi satu banding dua trus diracik dengan komposisi satu sendok kopi satu setengah sendok gula pasir trus di godog sampai mendidih trus ditambah air jahe hasil saringan,caranya,jahe ditumbuk sampai hancur trus ditaruh disaringan trus disiram air panas mendidih,nah,pas nyiramnya langsung ke cangkir yang sudah ada wedang kopinya….sruput….sruput…tinggal nikmatin dech…suedepe puooll…boleh juga ditambah nikmatin barang makruh (haram?),rokok,Kalo bisa sih merk dji sam soe gold.Hheemmm,…enak tenan….Mosok sech?....emank udah pernah buat kopi begituan?......hehehe…belum sih….(dasar!!).Hal utama yang harus kita hilangkan untuk bisa menikmati kopi dengan perasaan puas tak tertandingi adalah menghilangkan anggapan bahwa penjual kopi g' ngerti hukum bersuci,so,anggap saja penjual bisa nyuci gelas dengan benar dan dia ngerti masalah najis.Yaaa…seperti saran ahli seksiologi untuk menghilangkan anggapan haram dan perasaan berdosa ketika sedang onani,masturbasi,esek-esek atau bersetubuh bagi para ahli selingkuh agar aktifitas mereka terasa nikmat memuaskan!!.Busyett!!...Edan tuh ahli seksiologi!!…..
Udah pukul 23:53 wwib,mo traweh dulu nech,..to the point aza…
PERINGATAN…..
HINDARILAH WARUNG KOPI,CAFÉ,PENJUAL BAKSO,MIE AYAM,NASI GORENG,ES DAWET,DAN SEMUA PENJUAL MAKANAN ATAU MINUMAN YANG TIDAK MENCUCI PERABOT MEREKA SECARA SYAR'I,alasannya:SEMUA ITU AKAN MENJADIKAN BADAN DAN HATI KITA MALAS BERIBADAH.Buktiin aza zendiri….Ohya,minta do'a suksesnya ya….coz,ane mau buat usaha kyak di atas ntu…tapi pake standart syar;i….berkunjung yach….
Pukul 02:53 wwib,dah rampung trawehnya,dah sahur dan besok shbiz zubuh khataman qur'an,nuzulqur'an gtu lhoh….
Ok,…saya tidak (lebih tepatnya belum) akan merealisasikan usaha sjenis warkop,so,lupakan iklan saya itu….
Perasaan kasih sayang,pastinya semua orang mempunyainya terlepas dari kwalitasnya.Hanya saja tidak banyak yang memahami tentang kasih sayang sesama muslim yang bersifat akhirat.ok,….maksud saya begini,para pengelola warkop atau mereka yang berdagang makanan/minuman secara umum tidak memahami hukum thoharoh,padahal mereka bertanggung jawab penuh dengan semua akibat yang ditimbulkan dari keteledoran mereka mencuci perabot,membersihkan dan menggoreng daging makanan,membersihkan ruangan,dsb.Ane kazih zontoh yee broo,…Saat ada pembeli yang minum kopi dan ternyata pengelola warkop tidak becus mensucikan gelas lantas si pembeli mengerjakan sholat dalam keadaan mulut dan tangan najis maka pengelola warkop ikut juga menanggung dosa tidak sahnya sholat tersebut,bukankah ini mengerikan?!......,bagaimana jika 10,20,30,atau 1000 orang pembeli!!,berapa besar amal pengelola warkop yang bakal hilang sia-sia sebagai ganti dosa tak terkira ntu,weleh…weleh….bisa batal masuk surga tuh orang.Nah,kita musti merasa kasihan dengan mereka karena menanggung dosa ntu….solusinya adalah mengajari mereka tentang tata cara syar'i jual beli dan semua hal tentang najis,cara ngepel lantai,mencuci piring,gelas,sendok,dan perabot lainnya.Kasihan mereka kan kalo terus-terusan menganggung dosa yang tidak disadari,hheemmm…..Nah,hal tersulitnya ya realisasinya ntu.Penulis sendiri mencoba dengan membuat grup FIQH WARKOP di situs jejaring social facebook,ibnusyuhada@ymail.com.Harapannya akan ada banyak anggota dan kemudian terbentuklah sejenis lembaga social masyarakat (dah da lom sih?),trus kita kerja bareng dech,ikutan lho ya…
Sungguh telah datang kepada kami berita tentang keagungan nuzululqur'an,Aku berdoa pada-MU Alloh…..
Dan demi keagungan-MU Alloh…
Berikanlah fiqh kepada saudara-saudara kami pengelola warkop,aamiin ya robbal'aalamiin.Alfaatihah…..(ditulis tanggal 17 romadhon 1430 H).