Sabtu, 28 Februari 2009

ppbm lampung.

Rabu, 26 Maret 2008
Pemprov akan Gulirkan Pendidikan Gratis

MALANG (Lampost): Pemprov Lampung akan menggulirkan pola pendidikan gratis yang mampu menciptakan tenaga kerja terampil dan profesional.

Pola pendidikan tersebut dimulai dari pondok pesantren (ponpes) yang menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas baik intelektual maupun akhlak sehingga mampu mengontribusi besar pembangunan daerah maupun bangsa.

Untuk menggulirkan program tersebut, Pemporv telah mengirim sejumlah santri ponpes di Lampung yang berprestasi untuk nyantri di beberapa pondok modern di Pulau Jawa. Salah satunya di Ponpes Bahrul Maghfiroh, Kota Malang, Jawa Timur yang membebaskan semua biaya bagi anak didiknya. Selain santri, beberapa pengasuh ponpes juga diajak mempelajari sistem ponpes mandiri di pondok itu.

Selama dua hari, 40-an kiai yang mengasuh ponpes di Tanggamus, Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Utara, dan Tulangbawang diajak mengujungi Ponpes Bahrul Maghfiroh. Rombongan yang langsung dipimpin Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. sejak Sabtu (22-3) sampai Minggu (23-3) mengunjungi ponpes asuhan K.H. Lukmanul Karim yang akrab disapa Gus Luk.

Menurut Gubernur, pendidikan gratis memang sudah diidam-idamkan masyarakat di Lampung utamanya atau umumnya di Indonesia. Bahkan, beberapa program bantuan untuk siswa digulirkan demi menunjang program itu. Namun, program selama ini belum mampu menciptakan sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan. "Ternyata ponpes Gus Luk dapat mewujudkan pendidikan gratis sehingga Pemprov perlu mengajak pengasuh ponpes di Lampung mencari pengalaman pengelolaannya," kata Gubernur di sela-sela jalan sehat memperingati Maulud Nabi saw., yang digelar Ponpes Bahrul Maghfiroh di alun-alun Politeknik Negeri Malang, Minggu (23-3).

Dalam penjelasannya Gus Luk mengatakan menciptakan pendidikan gratis itu mudah. Syaratnya pengelola pendidikan harus bersikap ikhlas. Dalam artian semua yang diberikan kepada santri merupakan bagian ibadahnya sebagai ulama atau orang yang berpengetahuan. Sebab, selain memberi ilmu keagamaan, ponpes-nya mengajarkan keterampilan yang dapat menjadikan santri menciptakan produk.

"Pengasuhnya juga harus mempunyai silaturahmi atau pergaulan yang luas. Selain diberi kemudahan rezeki oleh Allah juga dapat memasarkan produk anak asuhnya," kata Gus Luk yang juga putra salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Abdullah Fattah.

Kemudian dia mencontohkan salah seorang santrinya yang diajari ilmu agama di ponpes sembari disekolahkan di sekolah formal. Sejak awal sekolah, santrinya itu sangat sulit menerima pelajaran, tapi sangat mahir menghafal dan menulis isi Alquran. Saat waktu senggang, dia dan beberapa pengajar memberi arahan untuk dapat menulis indah ayat Alquran atau kaligrafi. "Sampai akhirnya sekarang karya kaligrafinya berharga jutaan."

Tidak ada komentar: