Selasa, 13 Oktober 2009

SEGOROPURO

Mitsubishi ELF bernopol B 77529 MA warna abu-abu keluaran teranyar,melaju cepat tanpa guncangan berarti,stabil dalam kendali supir professional yang belum juga memperbaharui simnya.Saya,walaupun duduk dijok depan bersebelahan dengan rois ma'had dan 17 penumpang lain harus besabar dalam ruang sempit tanpa pengharum mobil,AC yang selalu dimatikan dalam cuaca kota pasuruan yang panas menambah suasana semakin gerah,diantara desingan mesin-mesin jalanan sapuan udara malam mengaburkan jenuh dalam pikiran,namun dalam itu semerbak aroma kurang sedap semakin tajam menusuk hidung,menguap dari tubuh-tubuh kumus yang sejak pagi belum terguyur kesegaran air.Memasuki daerah kota pasuruan dari arah malang dan kemudian melaju dengan kecepatan 90km/jam di jalan utama arah banyuwangi sebelum akhirnya berhenti untuk sebuah kepentingan di daerah Rejoso,ta'ziah ke rumah teman.Bapaknya baru saja meninggal dunia pagi tadi,komplikasi menurut berita yang kami dengar,tapi ada yang bilang terkena santet,hheemmm,ada-ada saja,santet?.Aneh juga supir ELF ini,fikir saya dalam tarikan nafas heran,sepertinya dia sudah sangat hafal dengan daerah ini,jalan,tikungan,arah rumah dan bahkan gang rumah pun dia hafal,ahaa,ternyata sang supir sudah sangat sering masuk kampung ini untuk keperluan mengantar penumpang.Pesantren kami memang sangat memanjakan para santri dengan berbagai fasilitas yang saya yaqin hanya ada satu lembaga sejenis ini di malang raya.Setiap akhir tahun pendidikan pesantren,tepatnya hari raya idul fitri semua santri diperkenankan pulang ke rumah masing-masing selama satu minggu setelah sebelumnya menjalani berbagai rutinitas rerligius dalam bulan romadhon,satu bulan penuh tanpa diperbolehkan keluar dari lingkungan pesantren,apapun alasannya!!.Antar jemput menggunakan mobil-mobil pesantren sejenis elp 2 unit,bus 2 unit,pick up 1 unit,dan tambahan ongkos ojek bagi santri yang rumahnya tidak bisa dijangkau mobil.
Beberapa orang paruh baya dan pemuda,menyambut kedatangn kami,saya sendiri masih menggunakan "seragam sholat",eheheheh,gamis dan sorban.Beberapa teman pun menggoda dengan me-monggo-monggo_kan saya seperti kyai,dasar g' pada ngerti kondisi,
"sedang ta'ziah lho",bisik saya pelan.
Sosok yang begitu kami kenal,keluar dari rumah berukuran 7x10m dengan mata merah membekas,mungkn barusan nguras air mata kesedihan.
"Isbir,isbir ya akhi,…semua yang hilang pasti ada gantinya",begitu saya menyapanya berulang kali dengan terus menggenggam tangannya erat-erat.Dia tersenyum,senyum khas seorang yang sudah bisa menerima musibah.
Pemimpin rombongan kami,rois ma'had mulai memimpin pembacaan tahlil,awalnya saya mengajak mereka untuk sholat mayyit di pekuburan saja,menurut saya,hal ini lebih bermanfaat bagi mayyit sebagai tujuan lain dari ta'ziah kepada keluarga mayyit yang tertunda,konco-konco menanggapinya dengan mimik aneh,disambut guyonan dalam suasana duka yang mengundang aroma debat sebab justru kami malah asyik beradu argument di ruang tamu tentang hukum sholat mayyit bagi penta'ziah yang terlambat datang,hheemmm,
"kalo kita telat datang ta'ziah,bolehkan sholat mayyit di atas pekuburan?",sergah saya dalam bahasa arab mengakhiri debat.
Tanpa komando yang jelas,dari arah pintu tiba-tiba teman-teman semburat meninggalklan ruang tamu yang masih menyisakan banyak snack.
"Duh,kenapa gak ane masukin ke kantong aja tuh kacang merah,renyah banget brur…",berdesir di hati dalam senyum tanpa arti sembari beranjak pergi setelah sebelumnya menghabiskan satu piring nasi rawon,teh hangat dan dua gelas air mineral.
"Supir kurang ajar…",mungumpat dalam desah pelan hampir tak terdengar.Sudah tahu sedang acting jadi santri senior didepan junior,eh,lha kok malah ngajak ngrokok,pake suara lantang lagi,..hheemmm,kalo g' da junior,udah saya embat tuh rokok.kecut nech…(penting g' sech?).Berjalan keluar rumah duka sesaat setelah bersalaman dengan beberapa orang yang mungkin kerabat teman kami,kearah kiri.
"Kang!,sandalku ndek endi?,sedikit terdengar lantang suara teman-teman memastikan sandal dalam keremangan lampu teras.Perkampungan yang ramai dengan jalan aspal mulus sekelas jalan kota.Pintu gerbang megah menyambut kedatangan kami,gerbang pemakaman dengan banyak lampu di berbagai sudutnya,tembok besar dan tinggi dengan kesan dibuat untuk tujuan wisata serta warung-warung yang tetap banyak pengunjung pria pada jam tengah malam.Saya sendiri merasa sedang memasuki pemakaman yang dirawat dengan baik,ada masjid dengan genteng susun tiga,tempat wudhu apik dan tempat istirahat yang disetting nyaman."sholat tahiyatul masjid dulu ah,…",pekik hati saya semangat."Dua roka'at cukup!!",fikir saya puas dengan ibadah sholat yang sudah menjadi ciri khas pesantren kami.Masjid dan nama masjid ini sama persis dengan pesantren kami,hanya beda ejaan saja,Bahrul maghfiroh.Hampir-hampir basah sekujur tubuh dengan peluh setelah menaiki beberapa anak tangga sebelum akhirnya sampai ke dalam masjid yang tidak terlalu besar.Tidak ada ilalang di atas pekuburan ini,
"bersih banget…",pikir saya coba menerka sebabnya,hheemmm,mungkin karena kemarau,"hehehehe….",.
Tapi kenapa mereka tidak melakukan apa yang saya inginkan,sholat di atas kubur orang tua teman kami yang barusan meninggal.Alih-alih sholat,malah mereka langsung menaiki tangga tinggi yang menuju makam dengan banyak lampu disekelilingnya.Selagi mereka asyik dengan bacaan tahlil dan tasbih serta ayat-ayat alqur'an,saya keluyuran mengelilingi pemakaman yang sepertiya banyak dikunjungi peziarah."Ada lampu terang di bawah sana",seperti dalam bawah sadar sayapun berjalan kearah lampu itu tanpa beralas kaki,pohon-pohon agung sepanjang jalan serasa menyapa dalam salam penghormatan,pelan saya menyusuri bagian pinggir paving "sepertinya tidak ada najisnya",anggap saya memantapkan prasangga yang didorong rasa malas mengambil sandal di seberang sana.Akhirnya sampai juga ke tempat yang sejak tadi terlihat lengang,pelan tapi pasti saya memasuki sebuah bangunan berbentuk rumah,"deg…deg..deg..",tiba-tiba merinding badan ini,bulu kuduk berdiri tanpa permisi,ada perasan ingin lari saat terlihat jelas pohon besar di tengah-tengah kurungan besi,tulisan dalam bingkai menunjukan bahwa itu adalah makam,sayyid Abdurrahman.Sebentar saya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tempat yang nyaman untuk membaca alqur'an,semua terkesan jauh,awalnya saya ingin masuk kedalam kurungan besi makam yang tidak dikunci itu,hanya saja keraguan begitu menyelimuti dada ini,Membaca beberapa surat pendek dan kemudian mendoakan ahli kubur,lalu bergegas saya pergi,ternyata masih ada satu makam lagi di bawah sana,tanpa pikir panjang sayapun menuju ke makam yang terlihat lebih kecil itu,melihat bangunan yang digunakan untuk mempercantik makam itu,saya berfikir bahwa ahli kubur ini bukan orang sembarangan.Saya memanjatkan do'a-do'a untuk keselamatan ahli kubur,semuanya saja.Hheemmm,Teman-teman saya ternyata menyusul untuk menziarohi makam-makam yang baru saja saya kunjungi.Eheheheeh,saya naik ketika mereka turun,naik ke makam yang pertama kali dikunjungi teman-teman tadi.Dari atas terlihat makam dengan lampu temaram,saya penasaran.Tanpa pikir panjang saya menuju makam itu,sebuah kuburan kurang terawat dengan keramik warna hijau,ada sajadah tergeletak tanpa pemilik,beberapa gelas entah milik siapa,suram sekali makam ini,batin saya mengatakan ada sesuatu dengan makam ini entah apa itu.Berdebar sekali hati ini menyaksikan kubur yang sudah bertabur bunga kering ini,ngeri bercampur kasihan menyaksikan kubur yang terlihat tak terawat dengan baik walaupun sudah dibuatkan rumahan.Tiba-tiba saya ingin segera pergi dari kubur ini,ngeri dada ini dengan kubur yang terasa aneh dibanding dengan tiga kubur yang baru saja saya kunjungi.Entah kenapa sejak saya keluar makam ini suasana bertambah mencekam,pohon besar berdiri kokoh tepat di belakang kubur itupun terasa menyapa dengan menyeringai,nisan-nisan sepanjang jalan setapak seolah sedang menyapa tiap langkah dengan lambaian memohon,saya hanya bisa terus bersholawat dengan maksud semoga mereka para ahli kubur mendapatkan kemanfaatan.Terkadang saya mangkel terhadap mereka yang hanya rajin menziarohi makam-makam terkenal tetapi tidak mau mengunjungi kuburan-kuburan disekelilingnya.Dalam kekalutan hati langsung saja saya menuju tempat parkir dimana mobil elf stand bay."Aha",pekiki saya ringan.Ada pak safari disana,selidik punya telisik ternyata dia penduduk daerah Segoropuro.Sebentar saya bercerita tentang keadaaan makam yang terakhir saya kunjungi,pak safari terkejut takut sembari bercerita tentang banyaknya orang-orang berkendaraan mewah tang mengunjungi makam tua itu,tetapi kemudian menyarankan saya untuk sekalian masuk ke gua di belakang bukit pemakaman segoropuro sayyid arif,dia bilang:"kalo sampean bisa lulus cobaan di sana maka sampean bakalan jadi orang sugih".Hah?,kaya…..

Tidak ada komentar: